Enam Kampus, Satu Jiwa, Satu Baret: Integrasi Kolosal 1.450 Siswa TN36 di Rute Panglima Sudirman

Sebuah peristiwa kolosal baru saja terukir dalam sejarah SMA Taruna Nusantara. Sebanyak lebih dari 1.450 siswa Angkatan 36, didampingi oleh lebih dari 300 Pamong, telah memulai salah satu tradisi paling sakral dalam pendidikan mereka: Napak Tilas Rute Gerilya Panglima Besar Jenderal Sudirman (RPS).

Selama tiga hari penuh, para siswa yang berasal dari enam kampus—Magelang, Malang, Cimahi, IKN, Langowan, dan Pagar Alam—terbagi menjadi tiga Batalyon untuk mengikuti kegiatan integrasi ini. RPS bukan sekadar perjalanan fisik; ini adalah kesempatan berharga bagi seluruh siswa kelas X Angkatan 36 untuk menyatu, menjalin kebersamaan, dan merasakan langsung jiwa korsa yang menjadi landasan Taruna Nusantara.

Etape I: Ujian Pertama di Medan Terjal Gunung Kidul

Perjalanan dimulai pada pukul 09.00 WIB, dengan Batalyon A sebagai pelopor Etape I. Mereka bertolak dari Dodiklatpur Rindam IV Diponegoro Paliyan. Sejak awal, para siswa langsung dihadapkan pada rute yang menantang.

Perjalanan pertama sejauh sembilan kilometer ini diuji oleh panas terik dan medan yang didominasi oleh tanjakan curam serta turunan yang signifikan. Rombongan bergerak menuju titik akhir di lapangan SMP Negeri 2 Panggang, Kabupaten Gunung Kidul.

Beratnya perjalanan etape pertama ini tidak mereka lalui sendirian. Para siswa mendapat pendampingan langsung dari jajaran tertinggi sekolah. Kepala SMA Taruna Nusantara Magelang, Mayjen TNI M.I Gogor, Kepala SMA TN Kampus Cimahi, Mayjen TNI Ardiansyah, dan Kepala SMA TN Kampus Malang, Mayjen TNI M. Mahbub Junaedi, beserta seluruh Wakil Kepala Sekolah, turut berjalan kaki membersamai dan memberikan dukungan moril kepada para siswa di setiap Batalyon.

Setelah tiba, para siswa mendirikan Tapak Kemah, melanjutkan pengalaman integrasi mereka dengan bermalam selama dua malam menggunakan Tenda “Dome” yang dihuni oleh tiga orang.

Etape II: Menantang Batas Ketahanan Sejauh 16.5 KM

Memasuki hari kedua, 3 Oktober 2025, tantangan fisik dan mental semakin ditingkatkan. Para siswa melanjutkan Napak Tilas Rute Gerilya dengan menempuh Etape II, bergerak dari Lapangan Panggang menuju Lapangan Jambu Giricahyo, Purwosari, Kabupaten Gunung Kidul.

Etape kedua ini memiliki jarak tempuh yang jauh lebih signifikan, mencapai 16.5 kilometer, hampir dua kali lipat jarak Etape I. Untuk mengatur pergerakan, ketiga Batalyon diberangkatkan secara bertahap. Kali ini, Batalyon B memulai perjalanan lebih dahulu, diikuti oleh Batalyon C dan Batalyon A dengan selang waktu 15 menit.

Meskipun menempuh jarak yang jauh lebih panjang dan menuntut stamina ekstra, semangat para siswa dari enam kampus tetap membara. Kehadiran para Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah dari kampus Cimahi, Malang, dan Magelang yang konsisten berjalan kaki bersama mereka menjadi pemompa semangat yang luar biasa.

Etape III: Langkah Pamungkas Menuju Garis Akhir Sejarah

Pada hari ketiga, perjalanan panjang ini mencapai puncaknya. Para siswa berhasil menyelesaikan perjalanan sejauh 31 kilometer (total jarak tempuh selama 3 hari). Perjalanan pamungkas ini adalah Etape ke-3, di mana seluruh siswa bergerak dari tempat berkemah menuju garis akhir di Pantai Parangkusumo, Bantul.

Pemandangan paling kolosal terlihat saat hampir 1.500 siswa TN36 berjalan sepanjang garis Pantai Parangtritis-Parangkusumo sejauh 1.6 km. Momen ini kembali didampingi langsung oleh ketiga Kepala Sekolah yang seluruhnya merupakan alumni TN3: Mayjen TNI M.I Gogor AA (Magelang), Mayjen TNI Ardiansyah (Cimahi), dan Mayjen TNI M. Mahbub Junaedi (Malang), beserta seluruh Wakil Kepala Sekolah.

Menyaksikan peristiwa bersejarah ini, seorang Pamong tua dengan penuh haru dan bangga berujar:

“3 Orang TN3 kebanggaan yang ‘kembali pulang’ untuk memimpin 3 SMA TN yang tahun ini bertambah 3 kampus lagi, mengukir sejarah baru dengan kepemimpinannya yang luarbiasa menguatkan kembali 3 Janji (Triprasetya) Siswa dan haluan 3 Wawasan SMA TN sehingga meneguhkan nilai-nilai karakter yang dibangun melalui RPS dalam 3 hari ini untuk 3 bulan PDK, dan 3 bulan PDK untuk 3 tahun belajar di SMA TN, serta 3 tahun di SMA TN untuk selamanya.”

“Seandainya para pendiri SMA Taruna Nusantara masih hidup, sungguh mereka akan tersenyum bangga karena ‘anak-anak’ mereka yang sangat membanggakan ini… kini 3 diantaranya sudah menjadi Mayor Jenderal TNI dan memimpin SMA TN bersama 6 lainnya sudah menjadi Kolonel yang menjadi Wakil Kepala Sekolah di 3 SMA TN yang dibangun 35 tahun lalu.”

Puncak Tradisi: Upacara Pembaretan

Setibanya di garis finish di Pantai Parangkusumo, acara dilanjutkan dengan Upacara Tradisi Pembaretan. Ini adalah momen sakral yang menandai diterimanya seluruh siswa Angkatan 36 sebagai bagian utuh dari keluarga besar SMA Taruna Nusantara. Rangkaian kegiatan ini menjadi kebanggaan yang akan selalu terpatri, dengan harapan mereka akan mewarisi kesuksesan “Abang-abangnya” yang telah memimpin mereka. (4/10/2025) .

SALAM NUSANTARA JAYA !!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!